Sunday 12 August 2012

Mobil Dengan CVT Pertama Di Dunia

Fiat Uno 70 Selecta

Pada musim panas 1984, Fiat memperkenalkan aplikasi teknologi continously variable transmission (CVT) pada mobil Fiat Uno 70. Transmisi ini kemudian diberi nama Uno-matic. Keunggulan CVT adalah memberikan efisiensi bahan bakar yang sama dengan transmisi manual, perpindahan rasio transmisi yang halus tanpa sentakan, sedikit komponen dan konstruksi yang sederhana.

CVT memungkinkan untuk perubahan rasio transmisi secara stepless, sehingga mesin pun bisa bekerja konstan pada interval putaran mesin dengan efisiensi bahan bakar terbaik. Terlebih dari itu, CVT tidak menggunakan torque converter, sehingga tidak ada hydraulic-loss.

Van Doorne CVT Uno-matic

CVT bekerja dengan cara mengatur diameter antara 2 puli yang berbentuk huruf V yang saling terhubung dengan sabuk baja khusus. Diameter puli primer ditentukan oleh jarak antar 2 kerucut yang berubah-ubah sesuai dengan tekanan hidrolik. Ketika diameter puli primer membesar, maka sabuk baja akan memaksa diameter puli sekunder mengecil.

CVT component

Fiat Uno-matic dikembangkan oleh Van Doorne's Transmissie, sebuah perusahaan kecil di Belanda. Didesain dengan sangat kompak, sehingga cocok digunakan pada layout transverse yang memiliki keterbatasan ruang mesin. Desain ini kemudian diproduksi secara masal oleh Ford Eropa di plant Bordeaux, Perancis. CVT buatan Ford ini digunakan pada Ford Fiesta dan didistribusikan kepada Fiat dan produsen mobil lainnya.

Desain Van Doorne memiliki shift ratio hingga 5.55:1, lebih besar dari transmisi manual 5 kecepatan Fiat Uno. Dengan mesin 1.3 liter, baik manual dan CVT, Fiat melaporkan konsumsi bahan bakarnya identik, yaitu 47 miles per-gallon (mpg) pada kecepatan konstan 55 mph, dan 28.6 mpg pada jalanan perkotaan.

Teknologi CVT pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 1992 melalui Fiat Uno II Selecta. Diimpor dalam bentuk CKD yang dimuat dalam 9 kontainer asal Genoa, Italia, dan dirakit menjadi 48 unit saja.

Disadur dari Popular Science - Maret, 1984 hal. 48